Pendidikan Humanis Memahami Coret Keluh Siswa Pasca-Pandemi – Sebagai guru, kita memiliki tanggung jawab untuk memberikan tugas sebagai bentuk penilaian dan pembentukan karakter siswa. Namun, terkadang tugas yang diberikan terlalu berat dan menyulitkan siswa, bahkan sampai membuat beberapa siswa jatuh sakit karena beban pikiran yang ditanggungnya. Untuk mengatasi masalah ini, pendidikan humanis bisa menjadi solusi yang tepat. Seperti yang dijelaskan oleh Emilda Sulasmi, seorang dosen di Universitas Muhammadiyah Bengkulu, dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Humanis dalam Pengelolaan Pendidikan di Indonesia (2011), pendidikan humanis ku-institute.id bertujuan untuk memanusiakan manusia dan menjadikan manusia yang merdeka, bebas, dan saling menghargai dengan menjunjung tinggi martabatnya oleh manusia lain.
Dalam pendidikan humanis, guru tidak hanya memberikan tugas, tetapi juga berusaha untuk memahami keresahan siswa. Melalui coretan atau ekspresi lainnya, siswa bisa mengekspresikan keresahan dan keluh kesahnya. Sebagai pendidik sejati, sudah sewajarnya untuk berupaya mendengar dan memahami keresahan siswa. Dengan memahami keresahan siswa, guru bisa menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif untuk siswa.
Pendidikan sosial juga menjadi hal yang penting dalam pendidikan humanis. Pendidikan sosial bertujuan untuk mengembangkan kemampuan sosial siswa, seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan memahami perbedaan. Dalam lingkungan belajar yang kondusif, siswa bisa belajar lebih baik dan berkembang secara sosial.
Dalam kesimpulannya, pendidikan humanis dan sosial bisa membantu guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan memanusiakan manusia. Sebagai guru, kita harus memahami keresahan siswa dan mengembangkan kemampuan sosial siswa. Dengan demikian, siswa bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.
Misi pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian siswa yang berkarakter merupakan fokus utama bagi sekolah. Namun, di tengah pandemi COVID-19, siswa diharuskan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya yang berbeda dari sebelumnya. Fenomena menarik pun muncul di mana siswa mengekspresikan keresahan mereka melalui coretan-coretan yang terlihat di dinding atau buku catatan mereka.
Sebagai sosialita digital, siswa terbiasa dengan banyak referensi konten dan kata-kata dari media sosial yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi mereka dalam mengekspresikan perasaan mereka. Namun, di dalam coretan-coretan tersebut, terdapat sebuah pesan yang sangat penting untuk disimak oleh para guru dan tenaga pendidik.
Beberapa siswa mengeluhkan sulitnya menyesuaikan diri dengan pola kebiasaan baru di sekolah setelah berbulan-bulan melakukan pembelajaran daring (online) di rumah. Namun, ada juga siswa yang memperlihatkan masalah serius yang mereka hadapi, seperti beban tugas sekolah yang membuat mereka merasa terbebani.
Dalam konteks ini, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dan mengatasi masalah yang mereka hadapi. Tenaga pendidik harus memahami perasaan siswa dan memberikan dukungan sosial yang dibutuhkan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Sebagai tenaga pendidik, penting bagi kita untuk memahami perasaan siswa dan memberikan dukungan sosial yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Dengan demikian, pendidikan dapat menjadi solusi bagi siswa dalam menyelesaikan masalah dan mencapai tujuan hidup mereka.
Penting untuk memperhatikan catatan tentang tugas sekolah. Salah satu tulisan yang bernada sarkas dengan humor, “abot uripmu, luwih abot tugasku (berat hidupmu, lebih berat tugasku)” mengandung perasaan yang dalam. Sebagai guru, memang ada kewajiban dan tanggung jawab untuk memberikan tugas sebagai bentuk penilaian sekaligus penanaman nilai. Namun, tugas yang diberikan terkadang terlalu membebani dan menyulitkan siswa, bahkan ada beberapa siswa yang jatuh sakit karena beban pikiran yang ditanggungnya.
Banyaknya tugas dengan batas waktu pengumpulan yang tumpang tindih dapat membuat siswa merasa kewalahan. Pendidikan humanis dapat memainkan peran penting dalam hal ini. Emilda Sulasmi, seorang dosen di Universitas Muhammadiyah Bengkulu, menerbitkan buku berjudul Pendidikan Humanis dalam Pengelolaan Pendidikan di Indonesia (2011). Dalam bukunya, Sulasmi menyatakan bahwa “pendidikan humanis ingin menjadikannya manusia yang merdeka, bebas, dan saling menghargai dengan menjunjung tinggi martabatnya oleh manusia lain.” Oleh karena itu, pendidikan humanis bertujuan untuk memanusiakan manusia.
Melalui coretan, siswa berupaya mengekspresikan keresahan dan keluh kesahnya. Dalam pendidikan humanis, sebagai pendidik sejati, sudah sewajarnya untuk berupaya mendengar dan memahami keresahan siswa. Oleh karena itu, pendidikan sosial sangat penting dalam pendidikan humanis. Sebagai pendidik, kita harus memahami bahwa siswa bukan hanya sekadar objek pembelajaran, tetapi juga manusia yang memiliki keunikan dan kebutuhan sosial yang harus dipenuhi. Dengan memperhatikan kebutuhan sosial siswa, pendidikan humanis dapat membantu siswa merasa lebih terhubung dengan lingkungannya dan memperkuat rasa empati dan saling menghargai antarmanusia.
Baca juga: Sekolah Istana Enderun Mektebi Tersohor Sepanjang Kekaisaran Ottoman
Sebagai pendidik, guru harus selalu mengutamakan aspek humanis dalam pendidikan agar dapat menjadi pejuang kemanusiaan. Namun demikian, guru juga harus tetap mengarahkan siswa pada norma-norma kebajikan. Untuk itu, diperlukan upaya dalam penanaman nilai-nilai yang dapat membentuk kepribadian dan karakter yang kuat pada diri siswa.
Melalui kebijaksanaan guru, siswa dapat mencapai citanya. Dalam hal ini, guru harus dekat dengan siswa dan mendengarkan kebutuhan pembelajaran mereka. Dengan cara ini, guru dapat mengupayakan pendidikan yang dinamis dan humanis. Dalam konteks yang sama, pendidikan sosial juga harus diperhatikan oleh guru.
Dalam masa pandemi, siswa mengalami penurunan motivasi dan semangat belajar. Namun, dengan pendekatan yang tepat dari guru, sekolah dapat mengembalikan motivasi siswa untuk belajar. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk terus mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam memberikan pendidikan yang berkualitas dan bermanfaat bagi siswa.