Memiliki Mutu Pendidikan Terbaik Reformasi Pendidikan Finlandia – Sebelum Perang Dunia Kedua, mayoritas masyarakat Finlandia hidup sebagai petani di pedesaan.

Namun, setelah perang, terjadi perubahan signifikan pada ekonomi dan populasi negara tersebut. Industri pengolahan kayu yang dulunya mendominasi perekonomian, segera digantikan oleh industri logam sebagai sektor perekonomian yang dominan.

Pertumbuhan populasi dan perekonomian yang lebih kuat meningkatkan tuntutan akan pendidikan ku-institute.id berkualitas tinggi yang dapat diakses oleh semua anak, tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonomi mereka.

Pada tahun 1968, parlemen Finlandia merancang undang-undang untuk mereformasi sistem pendidikan. Sekolah komprehensif gratis diperkenalkan untuk anak-anak berusia antara tujuh hingga enam belas tahun, menggantikan sistem dua tingkat sekolah.

Sistem pendidikan baru ini memungkinkan akses pendidikan yang sama untuk semua anak, terlepas dari latar belakang mereka. Meskipun awalnya dikendalikan secara terpusat, kemudian kewenangan diserahkan kepada kotamadya dan guru setempat.

Dalam era modern, pendidikan menjadi faktor penting dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Finlandia telah membuktikan bahwa sistem pendidikan yang merata dan berkualitas adalah kunci untuk mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Dengan sistem pendidikan yang berorientasi pada kesetaraan, setiap individu dapat memiliki kesempatan untuk meraih keberhasilan, tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonomi mereka.

Dekade setelah Perang Dunia Kedua berakhir, Parlemen Finlandia membentuk tiga komisi reformasi berturut-turut dalam upaya untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan sosisal.

Komisi pertama pada tahun 1945 mempertimbangkan kurikulum sekolah dasar dan menawarkan visi yang lebih humanistik dan berfokus pada anak. Selanjutnya, pada tahun 1950-an, gagasan sekolah komprehensif mulai terwujud dan komisi merekomendasikan bahwa wajib belajar di Finlandia harus diadakan di sekolah komprehensif sembilan tahun yang dikelola oleh pemerintah kota.

Pada tahun 1963, setelah proses yang panjang melalui kerja komite, eksperimen, program percontohan, masukan dari serikat guru sekolah dasar, dukungan politik yang luas, dan konsensus,

Parlemen akhirnya memutuskan untuk mereformasi sistem pendidikan secara resmi. Undang-undang sekolah komprehensif diperkenalkan pada tahun 1968 dan diterapkan secara bertahap dimulai dari Finlandia utara pada tahun 1972, yang dianggap paling membutuhkan reformasi, hingga mencapai seluruh pelosok negeri pada tahun 1977.

Dengan sistem pendidikan yang baru, Finlandia berhasil mencapai kesetaraan pendidikan yang lebih baik dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang. Selain itu, sistem pendidikan Finlandia juga menyediakan lingkungan sosial yang mendukung dan inklusif untuk siswa-siswa mereka. Reformasi sistem pendidikan di Finlandia telah menjadi contoh bagi negara-negara lain di seluruh dunia.

Miksa Risku telah menerbitkan sebuah artikel dalam Italian Journal of Sociology of Education yang berjudul “A historical insight on Finnish education policy from 1944 to 2011”. Artikel tersebut diterbitkan pada tahun 2014 dan memberikan wawasan historis tentang kebijakan pendidikan Finlandia dari tahun 1944 hingga 2011.

Dalam artikelnya, Risku mengungkapkan bahwa pada awal penerapan sistem baru, pemerintah Finlandia memiliki kontrol ketat atas sebagian besar aspek sistem baru, termasuk kurikulum, inspeksi eksternal, dan peraturan umum, yang memberi mereka pegangan kuat pada sekolah dan guru.

Artikel ini memberikan wawasan penting tentang sejarah pendidikan Finlandia dan dapat membantu kita memahami bagaimana kebijakan sosial dapat memengaruhi sistem pendidikan suatu negara.

Keberhasilan reformasi pendidikan yang komprehensif dapat dilihat dari kinerja siswa yang sangat baik dan hasil pendidikan nasional yang meningkat. Hal ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk fokus pada penyediaan akses yang sama bagi semua orang terhadap pendidikan berkualitas.

Selain itu, peran penting pemerintah daerah dan guru dalam merancang dan menerapkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa, berjalan secara sinergis. Dalam konteks sosial, pendidikan yang berkualitas dapat menjadi faktor penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan sosial. Oleh karena itu, terus meningkatkan kualitas pendidikan menjadi tanggung jawab kita bersama demi masa depan yang lebih baik.

Baca juga: Merintis Sekolah Cabang Taman Siswa Sejarah Pejuang Pendidikan

Menurut Risku, pelaksanaan reformasi sekolah yang komprehensif telah berhasil meningkatkan prestasi siswa di sekolah secara signifikan. Meskipun terdapat faktor-faktor lain yang turut berperan dalam keberhasilan tersebut, seperti pembangunan kesejahteraan negara yang lebih luas, namun reformasi sekolah dianggap menjadi salah satu faktor penting dalam perbaikan mutu pendidikan.

Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan yang berkualitas dan sistem sosisal yang inklusif dan adil dapat menciptakan dampak positif bagi masyarakat secara keseluruhan. Sebagai seorang profesional, kita harus terus mendukung dan memperjuangkan perbaikan mutu pendidikan serta sistem sosisal yang lebih baik untuk kepentingan masyarakat.