Plato : Pusat Pendidikan Yunani Kuno – Plato, seorang filsuf klasik Yunani, memiliki sejarah pendidikan yang luar biasa. Pada usia 20, ia belajar dari Socrates, seorang mentor dan teman yang kemudian dieksekusi atas tuduhan ketidaksopanan. Selama hidupnya, Plato menyadari bahwa masalah politik tidak akan pernah berhenti sampai penguasa yang terdidik dengan baik dan memahami sifat sejati kebaikan dan keadilan, menjadi pemimpin. Inilah yang dikenal sebagai gagasan “raja filsuf” Plato.
Setelah bepergian dan berhubungan dengan anggota sekolah filosofis lain, Plato membangun Akademia, sebuah sekolah filsafat yang terletak di taman di luar gerbang utara Athena. Akademia tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga tempat pesta minum dan dialog filosofis dilakukan.
Sejarah pendidikan Plato menjadi inspirasi bagi banyak orang, tidak hanya pada masanya, tetapi juga hingga saat ini. Dia mengajarkan pentingnya pendidikan ku-institute.id yang terdidik dan memahami sifat sejati kebaikan dan keadilan untuk menciptakan pemimpin yang baik dan memimpin masyarakat dengan baik.
Plato, salah satu filsuf terbesar dalam sejarah, tidak hanya dikenal karena pemikirannya yang brilian, tetapi juga kontribusinya dalam bidang pendidikan. Ia mendirikan kuil untuk sembilan Musai yang merupakan tempat persembahan bagi dewi-dewi pembelajaran, pendidikan, dan sastra dalam mitologi Yunani. Hal ini menjadi umum di lingkungan pendidikan Yunani kuno.
Plato juga dikenal akan strateginya dalam mendirikan sekolah. Ia memberikan dimensi publik dan privat pada sekolahnya, yang merupakan keunggulan briliannya. Banyak kegiatan sekolah dilaksanakan di Taman Akademi, tempat para anggota bertemu dan berbicara, serta berjalan di sepanjang jalan setapak. Selain itu, kegiatan lainnya dilakukan di rumah dan kebun Plato. Sekolah ini memiliki properti pribadi sementara juga memiliki akses ke kampus yang indah dan bebas digunakan, terbuka untuk semua.
Namun, pengaturan tersebut juga menimbulkan kebingungan bagi kita hari ini. Ketika para penulis kuno berbicara tentang ‘Akademi’ sebagai sekolah, tidak selalu jelas apakah yang mereka maksud adalah taman atau milik pribadi Plato. Sejarah pendidikan menunjukkan bahwa strategi Plato dalam mendirikan sekolahnya merupakan langkah brilian dalam mengintegrasikan dimensi publik dan privat pada pendidikan.
Pemikiran Plato tentang dunia pendidikan dapat ditemukan dalam bukunya yang terkenal, Republik. Dalam karya tersebut, Plato mengusulkan kurikulum yang menekankan pada pengajaran matematika yang mendalam, sehingga siswa dapat memahami sifat-sifat kebajikan seperti keadilan, kebijaksanaan, dan moderasi. Tak hanya laki-laki, perempuan juga terdaftar sebagai siswa di Akademia, seperti Mantinea dan Axiothea dari Philus. Bahkan, Aristoteles, yang kelak menjadi filsuf terkenal, juga belajar di Akademia.
Baca juga: Gerakan Chicano 1968: Para Siswa Menuntut Kesetaraan Pendidikan
Setelah Plato meninggal dunia pada usia 81 tahun, kepemimpinan Akademia dilanjutkan oleh keponakannya, Speusippus. Namun, Akademia hancur akibat serangan Jenderal Romawi Sulla pada tahun 86 SM. Meski begitu, sisa-sisa Akademia masih dapat ditemukan di situs arkeologi di Athena, Yunani. Hari ini, pendidikan filsafat, matematika, dan politik yang pernah diajarkan di Akademia dapat diapresiasi sebagai bagian sejarah pendidikan.