Sorotan Forum B20 Indonesia Pendidikan dan Pekerjaan Era Digital – Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak signifikan terhadap sektor pendidikan dan pekerjaan. Keterbatasan ruang dan waktu belajar selama pandemi menyebabkan penurunan kemampuan belajar para siswa. Selain itu, banyak pengusaha mengalami penurunan laba akibat pembatasan sosial, dan bahkan banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya akibat ketidakstabilan ekonomi di masa pagebluk ini.
Pemerintah dan sektor swasta telah berupaya untuk mengatasi masalah ini dengan mengalihkan banyak kegiatan belajar-mengajar ke platform digital. Namun, masih banyak masalah yang perlu diatasi, seperti pemerataan pemanfaatan teknologi di antara negara maju dan berkembang, masalah ketidaksiapan infrastruktur, keterbatasan sarana prasarana belajar ku-institute.id yang berbasis teknologi digital, dan isu literasi di sektor pendidikan yang perlu dipercepat.
Kantong Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia) sebagai penyelenggara Presidensi B20 Indonesia menggelar forum diskusi virtual terkait masa depan pendidikan dan pekerjaan di era digitalisasi. Forum diskusi ini bertujuan memberikan sumbangan pemikiran bagaimana membangun peta jalan dunia pendidikan dan pekerjaan di era transisi digital. Diskusi virtual ini dihadiri oleh sejumlah tokoh dari berbagai institusi dan organisasi untuk ikut memberikan sumbangan pemikiran.
B20 Indonesia Future of Work and Education Task Force memiliki fokus kerja untuk memberikan rekomendasi kebijakan bagi negara-negara G20. Rekomendasi kebijakan yang diberikan bertujuan untuk mendorong kemampuan lembaga pendidikan dan sektor bisnis dalam berkolaborasi agar mampu beradaptasi dengan metode baru dunia pendidikan berbasis teknologi digital.
Pandemi COVID-19 telah mempercepat perubahan sistem pendidikan global. Namun, masih banyak masalah yang perlu diatasi untuk mendorong pemanfaatan teknologi digital secara merata di seluruh dunia. Dalam hal ini, peran pemerintah dan sektor swasta sangat penting untuk mengatasi masalah ini dan memastikan agar seluruh masyarakat dapat memperoleh manfaat dari kemajuan teknologi di sektor pendidikan dan sosial.
Ketua B20 Future of Work and Education Task Force, Hamdhani D. Salim, menekankan pentingnya teknologi sebagai penggerak ekonomi digital yang memerlukan perhatian khusus terkait dengan permasalahan pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi utama dalam menciptakan tenaga kerja yang siap menghadapi era pekerjaan di masa depan. Oleh karena itu, pemerataan akses teknologi digital yang inklusif menjadi isu krusial yang harus diperhatikan oleh Presidensi B20 Indonesia. Hamdhani menambahkan bahwa saat ini tantangan terbesar adalah ketimpangan infrastruktur digital antara negara maju dan berkembang, termasuk masalah pembiayaan, kesiapan perusahaan, literasi digital, dan akses pendidikan.
Hamdhani juga menyoroti bahwa pandemi dan perubahan iklim mendorong digitalisasi semakin cepat bergulir sehingga mengarahkan dunia kerja untuk mampu dan siap menerapkan teknologi. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus secara cepat beradaptasi untuk menyiapkan sumber daya manusia yang mumpuni dalam menghadapi pola dan dunia kerja masa depan. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah melalui penciptaan pekerjaan dan pendidikan berkelanjutan dengan membangun sistem terintegrasi yang mampu menciptakan wirausahawan, meningkatkan kapasitas UMKM, dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan, terutama bidang vokasi dan pelatihan berbasis keahlian seperti pembelajaran digital untuk era pasca pandemi.
Baca juga: Pengebom Ikan Nixon Watem Guru Pendidikan Lingkungan Hidup
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang HI, Bernandino Vega Jr., juga menambahkan bahwa Indonesia memiliki bonus demografi angkatan muda dan harus mampu mengoptimalkan potensi tersebut. Kita perlu mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam memanfaatkan teknologi di dunia pendidikan agar dapat sesuai dengan kebutuhan dunia bisnis dan industri masa depan. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2020, jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94% total populasi. Sedangkan generasi milenial di Indonesia mencapai 69,38 juta jiwa atau 25,87% dari total populasi. Oleh karena itu, teknologi digital perlu dipelajari dan dimanfaatkan secara optimal oleh semua generasi, terutama generasi muda, karena tidak hanya mengubah lanskap dunia pendidikan dan pola pekerjaan, tetapi juga ekonomi secara global.
Transformasi digital juga dapat dimanfaatkan oleh negara-negara berkembang untuk mempercepat pembangunan ekonomi yang inklusif. Oleh karena itu, pemerintah harus memperhatikan pendidikan dan aspek sosial dalam menghadapi era digital ini agar dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menciptakan tenaga kerja yang mampu bersaing di dunia kerja masa depan.