Menilik 1.500 Tahun Sebelum Masehi Sistem Pendidikan Kuno di India – Periode sejarah Masa Weda terjadi pada sekitar tahun 1500 hingga 900 SM di India. Pada masa ini, terdapat dua sistem pendidikan yang berkembang, yaitu Weda dan Buddha. Bahasa yang digunakan dalam sistem Weda adalah bahasa Sansekerta, sementara bahasa dalam sistem Buddha adalah pali. Pendidikan ku-institute.id pada masa kuno di India fokus pada penerapan etika seperti kerendahan hati, kejujuran, disiplin, kemandirian, dan menghormati semua ciptaan kepada siswa. Selain itu, pendidikan kuno juga meliputi Weda, Brahmana, Upnishad, dan Dharmasutra.

Pendidikan pada masa kuno di India umumnya diberikan di tempat-tempat seperti ashram, kuil, dan rumah. Terkadang, pujari candi juga digunakan untuk mengajar siswa. Hal ini diungkapkan oleh Mangesh M. Ghonge dan timnya dalam IntechOpen Book Series.

Sejarah pendidikan pada masa Weda adalah bagian penting dari sejarah India. Pendidikan pada masa itu memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa, mengajarkan etika, dan mencapai kemandirian diri. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang sejarah pendidikan pada masa Weda dapat membantu kita untuk mengembangkan pendidikan yang lebih baik di masa sekarang.

Mangesh M. Ghonge bersama dengan Rohit Bag dan Aniket Singh, telah menghasilkan sebuah seri buku berjudul Indian Education: Ancient, Medieval and Modern pada tahun 2020. Dalam seri tersebut, mereka mengulas tentang sejarah pendidikan di India. Pendidikan pada zaman kuno lebih menekankan pada pengetahuan praktis dan pola-pola praktik, dibandingkan dengan teori atau pengetahuan teoretis. Ruang kelas pada masa itu biasanya terletak di hutan atau alam terbuka, yang memberikan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi para siswa.

“Pendidikan pada masa itu diberikan di tengah-tengah alam terbuka, di bawah langit biru. Hal ini membuat pikiran siswa tetap segar dan hidup,” ungkap Mangesh M. Ghonge. Pada masa lalu, masyarakat hidup dengan sederhana dan bekerja dengan pengabdian serta kerja keras. Karena belum ada buku, siswa memiliki kebiasaan untuk belajar dan menghafal semua hal yang diajarkan oleh gurunya di kelas. Di sisi lain, guru juga membantu para siswa dalam menghafal pelajaran.

Dalam sejarah pendidikan di India, terlihat bahwa pendidikan pada masa kuno lebih mengedepankan nilai-nilai praktis dan pengalaman langsung, sehingga siswa dapat belajar dengan cara yang lebih efektif. Meskipun sudah masuk ke era modern, nilai-nilai tersebut masih relevan dan dapat diimplementasikan dalam sistem pendidikan saat ini.

Pendidikan pada era kuno sangat berbeda dengan saat ini. Para siswa pada saat itu cenderung menyelami konsep yang diajarkan oleh guru mereka. Mereka menikmati dan mengeksplorasi metode baru untuk mempelajarinya. Hal ini dikarenakan para guru menggunakan metode bercerita untuk mengajar siswa. Para siswa diperkenalkan dengan dunia dan teka-teki di dalamnya. Tertariknya siswa untuk mengeksplorasi diperkirakan karena diterapkan pola-pola yang baru dan asing bagi mereka.

Sejarah mencatat bahwa siswa yang merasa penasaran akan bertanya tentang topik yang diajarkan oleh guru dan diterangkan kembali untuk memberikan penjelasannya. Ini menunjukkan bahwa pada saat itu, pendidikan tidak hanya berfokus pada pemberian materi pelajaran, tetapi juga pada pengembangan minat dan rasa ingin tahu siswa.

Dalam konteks sejarah pendidikan, metode pengajaran pada era kuno memberikan pandangan yang menarik dan berbeda. Para guru pada masa itu tidak hanya menjadi penyampai informasi, tetapi juga sebagai penggerak dan pembuka jalan untuk eksplorasi pengetahuan siswa. Ini dapat menjadi inspirasi bagi kita dalam mengembangkan pendidikan saat ini.

Pendidikan di India kuno memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Salah satu aspek yang menonjol adalah tidak adanya tekanan terhadap siswa terkait hasil studi mereka. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan lebih lepas dan efektif. Di samping itu, pendidikan di India kuno juga tidak menekankan pada nilai berupa angka, melainkan pada perubahan pola berpikir dan berperilaku. Oleh karena itu, pendidikan di India kuno lebih mengutamakan pembentukan karakter dan kepribadian siswa. Semua ini menunjukkan bahwa pendidikan di India kuno memiliki nilai yang sangat berharga bagi dunia pendidikan saat ini.

Pitambar Bahera telah menulis sebuah artikel berjudul “Sistem Pendidikan di Era India Kuno” yang dipublikasikan pada 1 April 2019 di Alchemy Buzz. Dalam artikel tersebut, Bahera menjelaskan tiga langkah utama pembelajaran menurut sistem Weda, yaitu Sravana, Manana, dan Niddhyaana.

Menurut Bahera, Sravana adalah langkah pertama dalam pembelajaran di mana murid harus mendengarkan kebenaran dari guru. Pengetahuan yang didapat disebut sruti atau apa yang didengar oleh telinga, bukan sekadar apa yang terlihat dalam tulisan.

Manana adalah langkah kedua di mana murid harus memikirkan sendiri arti dari pelajaran yang diberikan oleh guru secara lisan. Dengan begitu, mereka dapat mengurai dalam pikirannya dan berasimilasi sepenuhnya.

Sistem pendidikan ini adalah bagian penting dari sejarah India kuno dan memberikan pengaruh besar pada dunia pendidikan saat ini. Dalam masa yang berbeda, para ahli telah mengembangkan sistem pendidikan yang berbeda yang melibatkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk kehidupan yang sukses di masa depan.

Sejarah pendidikan di India adalah cerminan dari komitmen mereka terhadap pengembangan intelektual dan moral masyarakat, yang terus berlanjut hingga saat ini. Dengan memahami sejarah pendidikan, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih baik tentang bagaimana sistem pendidikan dapat berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan masa kini.

Baca juga: Masih Menjadi Bagian Kelam Isu Kekerasan di Perguruan Tinggi

Niddhyasana merujuk pada pemahaman yang menyeluruh oleh murid tentang kebenaran yang diajarkan, sehingga ia dapat memahami kebenaran dan bukan sekadar merujuk pada kata-kata yang diucapkan. Pengetahuan harus diaplikasikan pada realitas. Tujuan utama dari pendidikan bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan semata, namun juga untuk meraih pemahaman diri dan membebaskan jiwa dari belenggu serta masalah kehidupan. Hal ini disampaikan oleh Bahera.

Dalam hal pembentukan kurikulum, pemerintah tidak campur tangan karena para raja mengambil alih sepenuhnya tanggung jawab tersebut dan menugaskan para orang suci dan bijak untuk mengelola pendidikan. Raja-raja hanya berperan sebagai pembantu dalam perkembangan pendidikan.

Sejarah menunjukkan bahwa pendidikan telah memainkan peran penting dalam kemajuan suatu masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan harus selalu diperhatikan dan dikembangkan secara profesional agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi generasi masa depan.