Category: Sejarah

Pendidikan Finlandia dan Ki Hadjar Dewantara Kesamaan Konsep

Pendidikan Finlandia dan Ki Hadjar Dewantara Kesamaan Konsep – Beberapa tahun yang lalu, dalam pidatonya yang berjudul “Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia,” Anies Baswedan (ketika menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) menggambarkan kesamaan antara konsep pendidikan ku-institute.id Finlandia dan konsep pendidikan yang diusung oleh Ki Hadjar Dewantara. Anies menjelaskan bahwa kesamaan pertama adalah kebijakan pemerintah Finlandia untuk melakukan standarisasi pendidikan secara proporsional.

Hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam bukunya yang berjudul “Pusara” (1940), di mana ia menyatakan bahwa kita tidak perlu mengubahkan hal-hal yang tidak perlu atau tidak dapat diseragamkan. Perbedaan bakat dan kondisi kehidupan anak-anak dan masyarakat harus menjadi perhatian kita dan harus diakomodasi dengan baik. Sejarah pendidikan juga menjadi bagian penting dalam pemahaman kita tentang perbedaan konsep pendidikan di Indonesia dan Finlandia.

Apabila merujuk pada buku Pusara (1940), terlihat kesamaan konsep pendidikan Finlandia dengan Ki Hadjar Dewantara. Pemerintah Finlandia menekankan pentingnya kesetaraan dalam pendidikan, yang sejalan dengan pernyataan Ki Hadjar Dewantara bahwa rakyat perlu diberi hak dan kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan berkualitas sesuai dengan kepentingan kebudayaan dan kemasyarakatan.

Dalam buku Keluarga, Ki Hadjar Dewantara juga berpendapat bahwa anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik, dan tidak mungkin pendidik dapat mengubah padi menjadi jagung atau sebaliknya. Konsep ini sejalan dengan pandangan pemerintah Finlandia yang menentang standarisasi kaku dan berlebihan karena dianggap sebagai musuh kreativitas. Ini menunjukkan bahwa dalam sejarah pendidikan, terdapat persamaan pemikiran antara Finlandia dan Ki Hadjar Dewantara.

Kesamaan penting diantara Mimbar Indonesia (1948) dan pendidikan di Finlandia muncul melalui pandangan Ki Hadjar Dewantara dan prinsip-prinsip Finlandia terkait bermain dalam proses pendidikan. Dalam salah satu tulisannya, Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa bermain adalah kebutuhan jiwa anak untuk kemajuan hidup secara jasmani dan rohani. Secara serupa, Finlandia juga memberikan penekanan yang kuat terhadap pentingnya bermain dalam pendidikan anak.

Baca juga: Pembuat Pesawat Anthony Fokker Andalan PD I yang Lahir di Blitar

Hal ini menunjukkan adanya kesamaan dalam konsep pendidikan antara keduanya. Menariknya, prinsip-prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang ditulis puluhan tahun lalu telah diterapkan oleh negara lain, termasuk Finlandia, dan telah berhasil meningkatkan kinerja pendidikan mereka.

Ironisnya, di Indonesia sendiri, kita semakin terasing dari pemikiran-pemikiran pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Hal ini menjadi catatan penting bagaimana sejarah pendidikan kita harus diperhatikan dan dipelajari agar kita tidak terlalu jauh dari pandangan-pandangan yang telah terbukti berhasil.

Demikianlah kesamaan penting antara sejarah pendidikan Indonesia dan prinsip-prinsip pendidikan Finlandia. Hal ini menegaskan pentingnya untuk mempelajari dan menerapkan prinsip-prinsip pendidikan yang terbukti sukses dari masa lalu, sehingga kita dapat mencapai kemajuan dalam dunia pendidikan kita sendiri.

Pembuat Pesawat Anthony Fokker Andalan PD I yang Lahir di Blitar

Pembuat Pesawat Anthony Fokker Andalan PD I yang Lahir di Blitar – Ketika Anthony Fokker lahir di Blitar, Indonesia, tak ada yang menyangka bahwa ia akan menjadi tokoh penting dalam sejarah pembuatan pesawat tempur. Namun, Fokker membuktikan bahwa ia memang dibekali dengan pendidikan dan bakat yang luar biasa dalam bidang penerbangan.

Dalam Perang Dunia I, Fokker berhasil menciptakan pesawat tempur andalan Jerman, Fokker D VII, yang sangat dihormati oleh para petinggi militer Jerman. Bahkan, tidak banyak orang yang menyadari bahwa perancang pesawat ku-institute.id yang mereka kagumi tersebut adalah seorang Belanda yang selalu dipandang sebagai outsider.

Tertariknya Fokker pada rancangan pesawat sebenarnya sudah diprediksi oleh ayahnya, Herman Fokker, yang juga seorang perintis dalam dunia penerbangan. Dengan demikian, tidak heran bahwa Fokker mampu mencapai kesuksesan yang spektakuler dalam bidang penerbangan.

Dengan cerita suksesnya, Anthony Fokker menjadi inspirasi bagi banyak orang dalam dunia penerbangan. Kisah hidupnya pun menjadi sejarah dalam perkembangan industri penerbangan, yang patut diteladani hingga saat ini.

Fokker, yang lahir di Blitar pada 6 April 1890, adalah putra dari keluarga pengusaha perkebunan. Ayahnya adalah seorang pemilik perkebunan kopi yang memproduksi hasil panen yang bernilai tinggi dan diekspor ke sejumlah negara Eropa. Meskipun ia lahir di Blitar, Fokker hanya tinggal di Indonesia sampai usia empat tahun karena keluarganya memutuskan untuk kembali ke Belanda dan menetap di Harlem.

Minat Fokker dalam merancang mesin pesawat dan kereta api semakin terlihat ketika ia bersekolah di jenjang menengah. Ia selalu menggambar mesin pesawat dan kereta api di dalam kelas. Ketertarikan terhadap penerbangan semakin menguat ketika ia menyaksikan demo flight oleh Wilbur Wright, perancang pesawat pertama di dunia, pada tahun 1908 di Le Mans, Perancis. Namun, ketertarikan tersebut membuat Fokker kehilangan fokus pada pelajaran dan akhirnya ia putus sekolah.

Ayah Fokker tidak menyerah dengan situasi tersebut. Ia kemudian mengirim Fokker untuk bersekolah di J Bingen Technical School, Jerman, untuk menekuni pendidikan teknik mesin mobil. Namun karena ketertarikan Fokker terhadap mesin pesawat lebih berat, ia dipindahkan ke Erste Deutsche Automobil Fachshule yang berada di kawasan Mainz.

Dari sejarah hidup Fokker ini, terlihat betapa pentingnya minat dan bakat dalam menentukan pendidikan yang dipilih. Meskipun Fokker tidak melanjutkan pendidikan reguler, ia mampu menekuni minatnya dan menciptakan sejarah dalam dunia penerbangan. Sebagai profesional, kita perlu mengambil pelajaran dari perjalanan hidup Fokker dan menginspirasi orang lain untuk mengejar minat dan bakat mereka dengan tekun dan penuh semangat.

Pendidikan dalam bidang teknik penerbangan yang dijalani oleh Fokker ternyata memberikan hasil yang positif. Fokker mampu membuat pesawat rancangannya sendiri, bernama De Spin. Pada bulan Agustus 1911, Fokker melakukan demo flight terbang di sekitar menara Sint Bavokerk di Harlem. Aksi penerbangan menggunakan pesawat De Spin ini membuat Fokker menjadi terkenal dan mendapatkan undangan untuk terbang di atas Belanda dalam peringatan Hari Ulang Tahun Ratunya. Kesuksesan ini membuat Fokker berpikir untuk tidak hanya sebatas merancang dan membuat pesawat, ia kemudian memutuskan untuk memulai bisnis penerbangannya di Jerman.

Kembali ke Jerman pada tahun 1912, Fokker menetap di Johannistal, Berlin dan membuka pabrik pesawat terbang bernama Fokker Aeroplanbau. Ketika pabriknya semakin berkembang dan menghasilkan berbagai tipe pesawat, Fokker kemudian memindahkan lokasi pabriknya ke kawasan Schwerin dan mengubah nama pabriknya menjadi Fokker Werke GmbH.

Kesuksesan karier Fokker semakin meningkat ketika ia menciptakan pesawat berbahan kayu, yang secara teknis terinspirasi dari pesawat Perancis, Morane Sauliner. Pesawat buatannya kemudian menjadi pesawat tempur andalan Jerman. Dengan lisensi dari pabrik pesawat Perancis, Le Rhone, Fokker kemudian mengembangkan pesawat tersebut menjadi beberapa tipe dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan pesawat yang ia tiru.

Sejarah perjalanan Fokker menciptakan pesawat dan memulai bisnis penerbangan yang sukses ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan dalam bidang teknik penerbangan memainkan peran penting dalam karier dan kesuksesan seseorang dalam dunia penerbangan.

Meskipun Fokker diakui sebagai perancang pesawat terbaik di Jerman, namun ia pernah dianggap sebagai warga kelas dua dan dianggap sebagai orang asing oleh para perancang pesawat lainnya. Hal ini disebabkan oleh kewarganegaraannya yang berasal dari Belanda. Sistem rotary engine buatan Fokker yang lebih unggul dibandingkan dengan buatan perancang Jerman dianggap sebagai barang kelas dua. Namun, Fokker tetap memilih untuk mengalah dan tetap meniti karir di dunia perancangan pesawat.

Selama tinggal di Jerman, Fokker mampu beradaptasi dengan baik dan memahami ras Germania yang menyukai superioritas mereka. Ketika militer Jerman mulai memikirkan pentingnya pesawat dalam pertempuran, Fokker diterima sebagai warga negara Jerman pada tahun 1914 dengan syarat pesawat buatannya harus bermanfaat bagi militer Jerman. Selama Perang Dunia I, produksi pesawat rancangan Fokker semakin beragam dan pesawat tempur Fokker E I yang didesain khusus untuk kepentingan militer Jerman sangat diminati. Sistem penembakkan senjata mesin pesawat Fokker E I bahkan sudah bisa sinkron dengan putaran baling-baling pesawat.

Dalam sejarah pendidikan di Jerman, Fokker layak mendapat pengakuan karena karyanya telah membantu kemajuan militer Jerman dalam Perang Dunia I. Meskipun pada awalnya dianggap sebagai orang asing, Fokker berhasil membuktikan kemampuannya sebagai perancang pesawat yang unggul dan memberikan kontribusi besar dalam sejarah perang Jerman.

Selama satu tahun di kawasan Eropa Barat, pesawat ini menjadi primadona di udara. Penembakan menggunakan senapan mesin dengan peluru yang mampu melintas di antara putaran baling-baling bukanlah rancangan asli dari Fokker. Sistem penembakan ini sebenarnya merupakan punya pesawat Perancis yang ditembak jatuh dan disita oleh militer Jerman pada April 1915. Roland Garros, seorang perancang alat tembak yang selamat dari kecelakaan tersebut, memberikan banyak masukan dan saran kepada teknisi Jerman, termasuk Fokker.

Dalam waktu hanya 48 jam, Fokker berhasil menyelesaikan pengembangan synchronization device berkat keahlian Garros. Dengan kehadiran pesawat biplane tipe baru Fokker D II dan D III pada tahun 1916, pertempuran udara di langit Eropa menjadi lebih menyeramkan dan mematikan. Pesawat Fokker ini memiliki kemampuan lebih cepat (150 kilometer per jam) dan bersenjata mesin tunggal IMG 08 kaliber 7,92 mm.

Tentang sejarah ini, kita bisa mengambil banyak pelajaran. Mengetahui sejarah yang berharga dan pembelajaran dari masa lalu dapat membantu kita dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan pendidikan kita. Meskipun pesawat ini mungkin telah menjadi “raja langit” saat itu, kita sebagai masyarakat modern harus membangun dunia kita di atas fondasi yang lebih baik dan lebih maju.

Pada tahun 1916, Fokker mengalami masa suram di mana pesawat buatannya dianggap tidak berkembang dan kalah bersaing dengan pesawat tempur lain. Inspeksi Fliegertruppen (Idflieg), lembaga pengawas penerbangan militer Jerman, memerintahkan Fokker untuk bekerja sama dengan industri penerbangan lainnya demi peningkatan kualitas pesawat. Namun, keadaan mulai berubah setelah kepala perancang Fokker, Martin Kreuzer, meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat. Franz Moser menggantikan posisinya dan berhasil merancang pesawat Fokker Dr 1 triplane, D VII biplane, dan D VIII monoplane.

Kepemimpinan Moser membawa kemajuan signifikan pada Fokker Werke GmbH. Hal itu semakin meningkat ketika Menteri Penerbangan Jerman memerintahkan untuk menggabungkan Fokker dengan industri penerbangan Hugo Junker untuk memenuhi kebutuhan pesawat tempur bagi Imperial German Army Air Service. Keputusan merger ini membuat lahirlah pesawat triplane Dr I (Dreidecker I) yang diproduksi secara massal pada musim panas tahun 1917. Namun, sayangnya pesawat ini mengalami masalah teknis yang menyebabkan banyak pilot Jerman tewas di medan tempur. Akibatnya, pesawat ini dibatalkan untuk dikembangkan lebih lanjut.

Sejarah Fokker menyajikan perjalanan panjang di industri penerbangan, di mana melalui pendidikan, penelitian, dan pengembangan, mereka berhasil merancang beberapa pesawat unggulan. Terlepas dari banyaknya tantangan yang dihadapi, inovasi dan kemampuan mereka dalam merespons kebutuhan pasar menjadikan Fokker sebagai pemimpin dalam industri penerbangan di masa lalu. Kata kunci pendidikan dan sejarah menjadi penting dalam membangkitkan semangat dalam mengapresiasi sejarah perjalanan Fokker dan industri penerbangan secara keseluruhan.

Baca juga: Buah Inilah Paling Tercemar Pestisida

Setelah mengalami beberapa modifikasi, kemampuan pesawat Dr I mengalami peningkatan yang signifikan. Meskipun kemampuan menanjak dan bermanuver sudah cukup baik sejak awal, kecepatan dan aerodinamika sayap masih memerlukan perbaikan. Untuk memperbaiki hal ini, dibutuhkan modifikasi pada pesawat dengan pemasangan model sayap biplane, V-11, dan penggantian mesin dengan menggunakan Mercedes DIII.

Hasil dari modifikasi yang dilakukan terhadap pesawat Dr I adalah kemampuannya menjadi pesawat tempur unggulan. Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya pilot tempur tersohor Red Baron, Manfred von Richthofen, mencetak sejarah dengan memenangkan pertempuran menggunakan Fokker Dr I.

Sejarah perjalanan pesawat Dr I tentu saja menjadi bagian penting yang harus dipahami oleh para pengamat penerbangan. Untuk itu, pendidikan dan pemahaman tentang sejarah pesawat tempur ini sangatlah penting. Dengan pemahaman yang baik tentang sejarah dan kinerja pesawat, dapat membantu dalam meningkatkan kualitas dan kemampuan pesawat masa kini untuk terus berinovasi dan meningkatkan kinerjanya.

Berencana Aceh dan Pemkab Blora Mengembangkan Makam Pocut Meurah Intan

Berencana Aceh dan Pemkab Blora Mengembangkan Makam Pocut Meurah Intan – Setelah dirawat oleh ahli waris RMN Dono Muhammad selama bertahun-tahun, makam Pocut Meurah Intan akan dirawat oleh pemerintah Kabupaten Blora dan DPRK Nagan Raya, Provinsi Aceh. Hal ini dilakukan untuk menjaga warisan sejarah dan pendidikan bagi masyarakat di masa depan. Rencana kerja sama ku-institute.id ini dibahas dalam pertemuan antara DPRK Nagan Raya dan Bupati Blora, Arief Rohman.

“Kami membahas banyak hal, termasuk rencana pengembangan makam Pocut Meurah Intan yang akan dijadikan sebagai tempat belajar sejarah dan pendidikan bagi masyarakat,” kata Puji Hartini, Wakil Ketua DPRK Nagan Raya, seperti dilansir dalam rilis Pemkab Blora. Dengan melakukan perawatan dan pengembangan makam Pocut Meurah Intan, diharapkan masyarakat dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dalam bidang sejarah dan pendidikan.

Dalam pandangan masyarakat Aceh, sosok almarhumah ini dianggap sebagai seorang perempuan yang sangat berani di zaman penjajahan Belanda sampai akhirnya diasingkan ke Blora. Untuk itu, kami siap memberikan fasilitas dan menjadi penghubung antara Pemerintah Kabupaten Blora dengan Pemerintah Aceh untuk memperjuangkan pengembangan makam almarhumah ini menjadi sebuah situs sejarah dan religi.

Dalam menanggapi rencana tersebut, Arief Rohman mengapresiasi upaya tersebut dan berharap agar makam tersebut dapat dikembangkan seperti makam Cut Nyak Dien di Sumedang. Namun, karena keterbatasan anggaran Pemerintah Kabupaten Blora, maka kerjasama dengan Pemerintah Aceh sangat dibutuhkan untuk mengembangkan makam tersebut menjadi tujuan wisata sejarah dan religi yang menarik.

Pertemuan tersebut tidak hanya sebatas diskusi, melainkan dilanjutkan dengan ziarah ke makam Pocut Meruah Intan di Desa Temurejo. Sebuah kegiatan yang sangat penting untuk memperkuat nilai-nilai sejarah dan religi, yang keduanya sangat erat kaitannya dengan pendidikan.

Dalam hal ini, pendidikan tidak lagi hanya diartikan sebagai proses pemberian ilmu pengetahuan saja, melainkan juga sebagai upaya memperkuat nilai-nilai sejarah dan religi sebagai bagian dari pengembangan karakter bangsa. Oleh karena itu, kami berharap agar upaya pengembangan makam almarhumah ini dapat terus didukung dan dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi.

Makam Pocut Meurah Intan, seorang pahlawan Aceh yang memperjuangkan kemerdekaan dan martabat bangsa, masih dijaga dan diurus oleh keluarga RMN Dono Muhammad hingga kini. Mereka adalah generasi ketiga dan keempat yang telah mewarisi nilai sejarah dan kepedulian terhadap keberlangsungan makam tersebut.

Sejarah mencatat bahwa RMN Dono Muhammad tidak hanya menjadi penghulu, melainkan juga sahabat dekat Pocut Meurah Intan. Berkat bantuan dan kerja sama yang baik, Pocut Meurah Intan berhasil dibebaskan dan disembunyikan di depan Masjid Agung Blora. Kini, makamnya berdiri sebagai bukti perjuangan dan pengorbanannya untuk bangsa.

Dalam konteks pendidikan, menjaga dan memperhatikan makam Pocut Meurah Intan juga dapat menjadi media pembelajaran bagi generasi muda tentang sejarah dan makna perjuangan. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga dan merawat warisan budaya dan sejarah.

Oleh karena itu, peran keluarga RMN Dono Muhammad dalam menjaga dan merawat makam Pocut Meurah Intan di Blora patut diapresiasi. Sebuah warisan budaya dan sejarah yang berharga perlu dijaga dan dilestarikan agar tetap melekat pada identitas bangsa dan terus dikenang oleh generasi selanjutnya.

Makam Pocut Meurah Intan terletak di kompleks pemakaman keluarga dan tokoh agama Blora di masa lalu yang dirawat oleh keluarga RMN Mochammad Djamil. Meskipun perawatan makam dilakukan secara mandiri oleh keluarga Djamil, namun akibat pandemi Covid-19, pendapatan keluarga mengalami penurunan sehingga perawatan kompleks makam hampir terbengkalai.

Selain itu, beberapa bukti sejarah terkait Pocut Meurah Intan hilang akibat masalah dalam keluarga di masa lalu. Meski demikian, keluarga Djamil menolak usulan pemindahan makam Pocut Meurah Intan ke Aceh karena merupakan wasiat langsung dari Pocut Meurah Intan untuk dirawat oleh keluarga Djamil.

Baca juga: Enstein Disambut Sebagai Pahlawan oleh Yahudi Amerika 100 Tahun Lalu

Tidak hanya keluarga pengurus, mahasiswa Aceh yang belajar di Yogyakarta juga sering datang untuk bertemu dan meminta bantuan pengurusan makam Pocut Meurah Intan kepada pihak berwajib di Aceh. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga sejarah dan heritage budaya kita. Oleh karena itu, pendidikan sejarah sangatlah penting agar generasi muda dapat mengetahui dan memahami warisan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia. Dengan menjaga dan merawat makam Pocut Meurah Intan, kita turut melestarikan warisan budaya dan sejarah Aceh yang berharga.

Dalam beberapa kesempatan, mahasiswa Aceh yang sedang menempuh pendidikan di Jogja sering mengunjungi makam Pocut Meurah Intan. Lilik, seorang warga setempat, berharap agar para mahasiswa tersebut dapat membantu dalam memperoleh bantuan perawatan untuk makam tersebut. Selain itu, seorang ahli waris Pocut Meurah Intan yaitu Sugeng Riyadi, juga mengusulkan agar makam tersebut dipugar.

Ia pernah menyampaikan wacana pemugaran tersebut pada mantan Bupati Blora Soemarno yang menjabat pada tahun 1979-1989, namun hingga saat ini tidak ada kelanjutan dari rencana tersebut. Sebagai makam sejarah yang memiliki nilai penting bagi Aceh, perlu adanya perhatian dan perawatan yang baik agar dapat terus dijaga keasliannya. Hal ini juga dapat menjadi bagian dari pendidikan sejarah yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Enstein Disambut Sebagai Pahlawan oleh Yahudi Amerika 100 Tahun Lalu

Enstein Disambut Sebagai Pahlawan oleh Yahudi Amerika 100 Tahun Lalu – Pada tanggal 2 April 1921, ribuan warga New York berkumpul di pelabuhan untuk menyambut kedatangan fisikawan terkenal, Albert Einstein. Ini adalah kunjungan pertamanya ke Amerika Serikat dan ia disambut dengan antusias oleh para pengagumnya. Einstein dianggap sebagai selebriti ilmiah yang memiliki deduksi dan pikiran ilmiah yang luar biasa dan telah mengejutkan para intelek di Eropa. Setelah disambut di Balai Kota, Einstein berpindah ke Universitas Columbia untuk menyampaikan kuliah tentang teori relativitasnya. Kedatangan Einstein menjadi sorotan utama di media ku-institute.id dan dianggap sebagai momen sejarah dalam dunia pendidikan dan sains.

Sejak pengamatan gerhana matahari pada tahun 1919 yang mengonfirmasi teori gravitasi Einstein, ia menjadi megabintang di dunia ilmiah. Meskipun teorinya tidak banyak berarti bagi warga negara secara rata-rata, ia tetap dihormati dan dianggap sebagai salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah sains. Turnya di Amerika berlangsung selama dua bulan dan membawa Einstein ke setengah lusin kota di timur laut dan barat hingga Chicago.

Salah satu kelompok yang sangat senang dengan kedatangan Einstein adalah bangsa Yahudi Amerika. Di pelabuhan, banyak orang memasang spanduk bintang kelap-kelip dan menyanyikan lagu kebangsaan Zionis berjudul Hatikva. Einstein, sebagai orang Yahudi paling terkenal di dunia, datang sebagai “suara harapan”, kata Diana Kormos-Buchwald, sejarawan sains di Caltech dan direktur Einstein Papers Project. Tur perdana itu merupakan upaya penggalangan dana untuk Universitas Ibrani yang diusulkan supaya didirikan di Yerusalem.

Pada akhirnya, kedatangan Einstein ke Amerika Serikat menjadi momen penting dalam sejarah pendidikan dan sains. Meskipun terkenal sebagai selebriti ilmiah, ia tetap dihormati dan dianggap sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sains modern. Kunjungan ini juga membantu dalam penggalangan dana untuk pendidikan, terutama untuk Universitas Ibrani di Yerusalem.

Pada masa itu, terdapat ketegangan geopolitik yang mempengaruhi banyak hal, seperti kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I, kekuasaan fasis Italia oleh Benito Mussolini, dan wilayah Palestina yang berada di bawah kekuasaan Inggris. Selain itu, terdapat isu mengenai tanah air Yahudi di Timur Tengah yang menjadi sorotan banyak orang. Namun, hal yang menarik adalah bagaimana orang Yahudi memandang diri mereka di dunia modern dan apa arti sebenarnya menjadi orang Yahudi bagi mereka.

Albert Einstein, seorang tokoh penting dalam sejarah pendidikan dan ilmu pengetahuan, terpaksa menghadapi pertanyaan yang telah ia hindari selama hidupnya. Ia datang ke Amerika saat orang-orang Yahudi dikucilkan dari banyak aspek kehidupan, terutama di dunia akademis. Meskipun mereka telah memasuki bidang hukum dan kedokteran dalam jumlah besar pada akhir abad ke-19, tetapi tetap saja mereka menghadapi diskriminasi.

Tur Einstein diatur oleh Chaim Weizmann, mantan ahli kimia yang menjadi presiden Organisasi Zionis Dunia. Rencana Weizmann adalah memeras sebanyak mungkin jamuan makan, resepsi, dan penggalangan dana selama delapan minggu saat Eisntein berada di AS. Ia berharap dapat mengumpulkan jutaan dolar untuk mendukung Universitas Ibrani.

Dalam konteks sejarah, kunjungan Einstein ke Amerika dan dukungannya terhadap Universitas Ibrani merupakan hal yang penting. Selain itu, hal ini juga menunjukkan pentingnya pendidikan bagi orang Yahudi di masa lalu dan sekarang. Sebagai seorang tokoh profesional, Einstein menyadari betapa pentingnya pendidikan dalam mengubah nasib seseorang dan menghadapi diskriminasi.

Pandangan Einstein tentang Zionisme berbeda dengan Weizmann. Einstein menolak gagasan negara Yahudi awalnya karena ia membenci nasionalisme dan meyakini bahwa nasionalisme adalah salah satu penyebab perang global yang merenggut sekitar 40 juta nyawa. Pada pidato kepada para pemimpin buruh beberapa tahun kemudian, Einstein menegaskan penolakannya terhadap gagasan negara Yahudi dan menolak keras “nasionalisme sempit” yang akan menemaninya.

Meski kunjungan Weizmann ke Amerika Serikat tidak sesukses yang diharapkan, proyek Universitas Ibrani berhasil dan membuka pintunya pada April 1925. Universitas ini menjadi lambang penting dalam sejarah pendidikan Yahudi dan memainkan peran penting dalam pengembangan kebudayaan dan sains di kawasan tersebut.

Einstein sendiri meninggalkan Jerman pada Desember 1932 dan tidak pernah kembali sejak Hitler berkuasa satu bulan kemudian. Ia menetap di Amerika Serikat secara permanen pada Oktober 1933. Sebagai seorang ilmuwan dan akademisi yang terkenal, Einstein memainkan peran penting dalam sejarah pendidikan dan sains. Kontribusinya dalam ilmu fisika dan matematika tidak dapat disangkal, dan ia menjadi inspirasi bagi banyak generasi ilmuwan dan mahasiswa di seluruh dunia.

Baca juga: Di India, Bayar Biaya Sekolah Hanya dengan Sampah Plastik

Kunjungan Amerika Serikat telah membuka mata Albert Einstein terhadap penderitaan sesama Yahudi, sehingga ia datang untuk lebih merangkul komunitas Yahudi secara mendalam. Pada tahun 1934, Einstein menuliskan esai yang menggambarkan aspek identitas yang paling berarti baginya sebagai seorang Yahudi. Ia menekankan pentingnya pengejaran pengetahuan untuk kepentingan sendiri, cinta akan keadilan yang hampir fanatik, dan keinginan untuk kemerdekaan pribadi. Ciri-ciri tradisi Yahudi itulah yang membuatnya merasa berterima kasih kepada bintang-bintangnya karena ia adalah miliknya.

Negara Israel didirikan pada tahun 1948 dan Chaim Weizmann menjabat sebagai presiden pertama, meskipun peran seremonial tersebut sebenarnya ditawarkan kepada Einstein, yang menolaknya. Einstein menghabiskan sebagian tahun terakhirnya di Princeton, dan menjelang akhir hayatnya ia mengatakan bahwa hubungannya dengan orang-orang Yahudi telah menjadi ikatan manusia terkuatnya.

Sebagai sejarawan, kita dapat melihat bagaimana perjalanan hidup Einstein dan pandangan-pandangannya terhadap identitas Yahudi mempengaruhi pikirannya dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan. Ia mengembangkan teori relativitas dan kontribusinya pada ilmu fisika telah memberi dampak yang besar pada sejarah pendidikan. Kita dapat merayakan nilai-nilai dan inspirasi yang Einstein bawa bersama dalam perjalanan hidupnya untuk memperkuat kebanggaan akan sejarah Yahudi dan juga mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Koran Kuno: Peran Tuan Tanah Cina dalam Pendidikan di Tangerang

Koran Kuno: Peran Tuan Tanah Cina dalam Pendidikan di Tangerang – “Silakan ikuti saya,” kata Westi. Kami berjalan menuju ruangan yang luas dengan rak-rak yang menyimpan koleksi surat kabar zaman Hindia Belanda. Westi, seorang petugas di Perpustakaan Nasional sedang mencari bundel Bintang Timor edisi 1874 untuk saya. Dengan bantuan sebuah bangku, ia berhasil menemukan beberapa bundel koran dalam bongkahan kantong-kantong plastik bening di atap rak. Koran kuno yang saya maksud berhasil ditemukan. “Sepertinya koran ini belum dibuat mikrofilm,” ujarnya.

Saya membuka repihan Bintang Timor edisi 13 Mei 1874 dengan hati-hati dan menemukan sebuah cerita tentang Tan Tjeng Po, seorang asisten residen dan tuan tanah yang mendirikan sebuah sekolah di Batu Ceper untuk bocah-bocah desa. Pada peresmian sekolah tersebut, terlihat harapan Tjeng Po bahwa anak-anak desa dapat memperoleh pendidikan ku-institute.id  yang layak seperti anak-anak di kota. Koran itu juga mengabarkan bahwa jarang sekali orang Cina memiliki kemauan yang mulia seperti Tjeng Po.

Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1875, seorang filantropi dan letnan tituler Souw Siauw Tjong juga mendirikan sekolah serupa di Mauk. Sang tuan tanah ini dikenal kerap berderma, memberi makan orang miskin, dan memiliki tanah yang terbentang di beberapa wilayah. Orang terkaya di Batavia pada masa itu mewariskan rumah berlanggam Cina di Glodok, Jakarta Kota, yang hingga kini masih bisa disaksikan.

Kisah ini menjadi bagian dari sejarah pendidikan di Indonesia, di mana beberapa individu yang kaya dan berpengaruh memperjuangkan hak pendidikan bagi anak-anak dari kalangan bawah. Kita harus selalu mengenang dan menghargai perjuangan mereka dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia.

Sejarah mencatat bahwa pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, hamparan pertanian dan perkebunan Tangerang dikuasai oleh para tuan tanah dan opsir Cina. Namun, koran Bintang Timor melaporkan kesadaran sosial budaya yang mewakili orang-orang Cina bahwa ada tuan tanah yang tidak hanya bekerja untuk menumpuk harta belaka. Pemerintah Hindia Belanda pada abad ke-19 telah mendirikan sekolah-sekolah untuk bumi putra, namun kurangnya dana pendidikan pemerintah mendorong orang-orang Cina untuk mendirikan sekolah partikelir. Sampai akhir abad ke-19, Jawa dan Madura memiliki lebih dari 200 sekolah serupa yang mengasuh sekitar 4.400 murid.

Baca juga: Tiga Ajaran Penting Pendidikan Indonesia dari Ki Hajar Dewantara

Koran Bintang Timor, berbahasa Melayu pasar, pertama kali terbit pada tahun 1862 di Surabaya dan awalnya dibaca oleh kalangan pebisnis di Jawa Timur. Namun, berkembang ke seluruh Jawa, bahkan Sumatra dan Makassar. Koran ini berganti pemilik dari Gebroeders Gimberg & Co. ke pemilik baru, Tjoa Tjoan Lok, dan namanya pun berubah menjadi Bintang Soerabaja pada pertengahan 1887.

Dalam upaya melestarikan sejarah, Westi membantu merapikan koleksi naskah yang merepih. Meskipun ia tidak tega melihat keadaan koleksi yang rusak, ia mengungkapkan bahwa mesin pemindai naskah yang baru dimiliki kantornya belum bisa dioperasikan karena takut merusak naskah. Pendidikan dan pengetahuan sejarah memainkan peran penting dalam menjaga warisan budaya kita. Sebagai pembaca terakhir koran ini, mari kita menghargai dan merawat sejarah yang ada.

Tiga Ajaran Penting Pendidikan Indonesia dari Ki Hajar Dewantara

Tiga Ajaran Penting Pendidikan Indonesia dari Ki Hajar Dewantara – Hari Pendidikan Nasional merupakan momen penting dalam sejarah pendidikan Indonesia, yang berkaitan erat dengan jasa-jasa Ki Hajar Dewantara. Pada tanggal 2 Mei, kita memperingati perjuangan dan kontribusi besar Ki Hajar Dewantara dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia.

Ki Hajar Dewantara tidak hanya dikenal sebagai aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, tetapi juga sebagai kolumnis produktif dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia. Perguruan Taman Siswa yang didirikannya menjadi lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi warga pribumi jelata untuk memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi atau orang-orang Belanda pada masa penjajahan Belanda.

Melalui pendidikan, Ki Hajar Dewantara berjuang ku-institute.id untuk mengangkat martabat bangsa Indonesia dan memajukan peradaban. Oleh karena itu, peringatan Hari Pendidikan Nasional harus menjadi momentum bagi kita untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, serta menghargai jasa-jasa Ki Hajar Dewantara dalam sejarah pendidikan bangsa kita.

Hingga kini, Perguruan Taman Siswa terus mengalami perkembangan dan bertempat di kota Yogyakarta. Sejarah ajaran Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan pun masih terus dilestarikan. Terdapat tiga ajaran penting yang diwariskan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu:

  • Ing Ngarso Sun Tulodho, yang berarti seorang pemimpin harus memberikan teladan di depan.
  • Ing Madyo Mangun Karso, merupakan bimbingan di tengah-tengah proses belajar.
  • Terakhir, Tut Wuri Handayani, yang berarti dorongan di belakang proses belajar.

Jika ketiga ajaran tersebut disatukan, maka akan terbentuk kalimat “Ing Ngarso Sun Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani”. Hal ini menggambarkan pentingnya peran seorang pemimpin dalam memberikan bimbingan dan dorongan bagi proses belajar di dunia pendidikan.

Baca juga: Kemajuan Internet Untuk Pendidikan di Papua

Ketiganya merupakan peran penting dalam dunia pendidikan. Saat berada di depan kelas, seorang pendidik harus mampu menunjukkan kepemimpinan yang memberikan inspirasi bagi siswa. Ia juga harus membagikan nilai-nilai positif yang didapatkan dari pengalaman dan refleksi yang kontinu.

Ketika berada di tengah-tengah siswa, seorang pendidik harus mampu menginspirasi dan memotivasi mereka untuk mencapai perubahan yang lebih baik. Di sisi lain, ketika berada di belakang sebagai pengayom atau penasehat, seorang pendidik harus mampu memotivasi siswa untuk tetap mengikuti jejaknya yang positif.

Dalam sejarah pendidikan, peran pendidik adalah sangat penting. Seiring berjalannya waktu, peran ini semakin berkembang dan semakin dihargai. Seorang pendidik tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga nilai-nilai positif yang dapat membentuk karakter siswa. Oleh karena itu, seorang pendidik harus selalu memperbaharui dirinya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru agar dapat memberikan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Kegembiraan Kartini  yang Meluap Akan Pendidikan

Kegembiraan Kartini  yang Meluap Akan Pendidikan – Pendidikan merupakan hal yang sangat penting menurut R.A. Kartini, seorang tokoh sejarah Indonesia yang sangat menghargai nilai-nilai pendidikan. Menurutnya, seorang pendidik ku-institute.id memainkan peran yang sangat besar dalam membentuk karakter dan jiwa seseorang. Ia bahkan menganggap bahwa menjadi seorang pendidik tanpa memiliki kemampuan yang cukup adalah tindakan yang tidak etis.

Dalam suratnya kepada R.M. Abendanon Mandri pada tanggal 21 Januari 1901, Kartini mengungkapkan rasa khawatirnya karena ia merasa tidak dapat menjalankan tugas sebagai seorang guru dengan baik. Ia merasa bahwa sebagai seorang pendidik yang baik, ia harus mampu menjalankan tugasnya dengan sempurna.

Sejarah mencatat bahwa Kartini adalah seorang tokoh yang sangat peduli terhadap pendidikan, terutama pendidikan bagi perempuan. Beliau bahkan mendirikan sekolah untuk perempuan di era dimana pendidikan untuk perempuan masih sangat minim. Dalam konteks sejarah Indonesia, Kartini merupakan sosok inspiratif yang memberikan pengaruh yang besar dalam pengembangan pendidikan di Indonesia.

Dalam kesimpulannya, Kartini memandang pendidikan sebagai hal yang sangat penting dan mulia. Sebagai seorang pendidik, ia menganggap bahwa kemampuan yang cukup sangat diperlukan untuk menjalankan tugas tersebut dengan baik. Sejarah mencatat bahwa Kartini adalah tokoh inspiratif yang memberikan pengaruh besar dalam pengembangan pendidikan di Indonesia.

Sebagai seorang pahlawan nasional, Kartini tidak hanya memperjuangkan pendidikan bagi perempuan, tetapi juga menekankan pentingnya pembentukan budi pekerti. Dalam suratnya, ia merenungkan kemampuan dirinya untuk menjalankan tugas moral tersebut.

Namun, ia juga merasa senang atas pemikiran suami R.M. Abendanon dalam surat edaran tentang pengajaran untuk anak-anak perempuan bumiputera. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan dan sejarah dalam pembentukan karakter bangsa. Sebagai pendidik, kita harus memperhatikan kedua aspek tersebut dengan sungguh-sungguh.

Perempuan memiliki peran penting dalam kehidupan, baik untuk membawa dampak positif maupun negatif. Sejarah mencatat bahwa perempuan mampu meningkatkan moralitas manusia dan memberikan pendidikan kepada anak-anak. Hal tersebut juga diungkapkan oleh tokoh perempuan Indonesia, Kartini.

Baca juga: Awal Abad ke-20 Menyelisik Pendidikan Perempuan di Taman Siswa

Ia menyatakan bahwa pendidikan pertama kali diterima oleh manusia adalah dari perempuan. Oleh karena itu, usaha R.M. Abendanon untuk memberikan pendidikan kepada gadis-gadis Bumiputera sangatlah penting dalam sejarah pendidikan. Mari kita mengapresiasi peran perempuan dalam memberikan pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

Pendidikan memainkan peran penting dalam sejarah Indonesia, terutama untuk wanita. Kartini menulis tentang kegembiraannya atas nama-nama sekolah yang akan didirikan untuk anak perempuan Bumiputera. Ia menunjukkan keberhasilan usaha R.M. Abendanon dengan menunjukkan bukti nyata dari sekolah-sekolah Bumiputera di Pati, Kudus, Jepara, dan distrik-distrik.

Dalam suratnya, Kartini juga mengungkapkan bahwa semakin banyak rakyat yang bersekolah dan ibu-ibu kini menyuruh anak perempuan mereka untuk bersekolah. Pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih cerah dan memperkuat peran wanita dalam masyarakat.

Awal Abad ke-20 Menyelisik Pendidikan Perempuan di Taman Siswa

Awal Abad ke-20 Menyelisik Pendidikan Perempuan di Taman Siswa – Perempuan Indonesia memang terkenal dengan tabiatnya yang halus dan sopan, yang tak lepas dari pendidikan yang mereka terima. Sejarah mencatat bahwa pendidikan anak perempuan di Indonesia telah digagas sejak zaman kolonial Belanda, dan salah satu institusi pendidikan yang terkenal adalah Taman Siswa. Sekolah yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara ini memiliki peran penting dalam membentuk generasi penerus bangsa, terutama bagi anak perempuan.

Dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Anak-Anak, Ni Soelasmi menjelaskan bahwa anak perempuan belajar dari laki-laki untuk dapat hidup berani dan bersahaja. Oleh karena itu, pendidikan ku-institute.id bagi anak perempuan sangat penting untuk membentuk karakter yang ideal, terutama dalam peran mereka sebagai ibu kelak. Taman Siswa memiliki peran penting sebagai pondasi bagi lahirnya pendidikan pribumi, dan tak hanya menerapkan pola pembelajaran modern pada umumnya, tapi juga mengajarkan pendidikan bagi anak-anak perempuan.

Di era 1890-an, Taman Siswa menjadi keluarga bagi anak-anak yang belajar di sana. Mereka dibimbing dan dipersiapkan mentalnya untuk membentuk figur wanita yang ideal, sebagai kodratnya dan pondasi utama kelak saat menjadi seorang ibu. Sejarah mencatat bahwa pendidikan anak perempuan di Indonesia telah membawa dampak positif bagi masyarakat.

Pendidikan perempuan memiliki arti yang cukup penting dalam sejarah Taman Siswa. Ki Hajar Dewantara, pendiri dari sekolah tersebut, telah memikirkan konsep yang tepat dalam mendidik anak perempuan, yang berlandaskan pada kodratnya sebagai wadah bagi keturunan dan pembentuk karakter anak-anaknya kelak. Dalam risetnya berjudul Konsep Pendidikan Perempuan di Taman Siswa, Yuliati menjelaskan tentang pengajaran khusus bagi anak perempuan di sekolah tersebut. Taman Siswa tidak hanya menggandeng cara-cara modern Eropa namun juga tidak terikat pada pendidikan konservatif, hanya mengaitkan pada kecocokan bagi kodrat perempuan.

Perempuan memiliki perbedaan dengan laki-laki, mereka lebih peka terhadap rasa, kehalusan budi, cinta kasih, serta perbedaan tingkah laku, rasa malu dan sikap susilanya. Inilah yang menjadi dasar pengambilan sikap Taman Siswa dalam mendidik anak perempuan. Ki Hajar Dewantara menanamkan pribadi yang mulia bagi perempuan, melalui penanaman nilai moral, begitu juga dengan sikap perempuan dalam bekerja. Sejarah Taman Siswa menjadi bukti nyata bahwa pendidikan perempuan adalah hal yang penting dan harus diperhatikan dengan serius.

Dalam jurnal yang ditulis oleh Yuliati, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa perempuan Indonesia seharusnya memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kodratnya, seperti menjadi bidan atau pengasuh anak, karena rasa cinta kasih yang dimilikinya. Berbeda dengan Eropa, di mana perempuan dianggap sebagai medan magnet dalam ranah bisnis dan terkadang mengalami perlakuan yang diluar batas wajar dari konsumen. Namun, Ki Hajar Dewantara memandang perempuan sebagai seorang pendidik yang memiliki peran penting dalam membentuk moral dan tabiat halus pada keturunannya.

Konsep ini juga diterapkan dalam pendidikan yang diajarkan di Taman Siswa, di mana moralitas dan kesopanan sangat dijunjung tinggi. Di Jawa, seorang ibu dituntut untuk memiliki tabiat yang lembut dan penuh kasih, yang menjadi dasar dalam materi pendidikan perempuan. Sejarah telah membuktikan bahwa pendidikan yang baik dan bermutu akan membantu perempuan Indonesia untuk mencapai kesetaraan gender yang lebih baik di masa depan.

Taman Siswa, sebuah institusi pendidikan yang terkenal di Indonesia, tidak hanya memberikan pelajaran akademis bagi siswa-siswa yang belajar di sana, namun juga mengajarkan sebuah konsep pendidikan yang bernama Ko-Edukasi. Konsep ini menggabungkan siswa laki-laki dan perempuan dalam satu kelas, dengan tujuan untuk saling belajar dari perbedaan sikap dan tingkah laku, baik secara lahir maupun batin.

Pembelajaran gender ini juga diatur oleh sekolah dengan batasan-batasan yang telah ditetapkan, sehingga anak-anak perempuan dapat belajar untuk menjaga diri dan mawas diri dengan membatasi pergaulannya dengan siswa laki-laki.

Konsep Ko-Edukasi yang diterapkan oleh Taman Siswa sebenarnya telah melekat pada sikap dan tindakan perempuan-perempuan Jawa di tahun 1890 hingga awal 1900-an. Hal ini kemudian berkembang dan menjadi identitas bagi perempuan-perempuan Indonesia hingga saat ini.

Baca juga: Abad Ke-16 Menyingkap Sejarah Sekolah Modern Pertama di Maluku

Sejarah pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa institusi pendidikan seperti Taman Siswa telah memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam hal menciptakan pendidikan yang lebih inklusif dan berkesetaraan gender.

Sebagai sebuah institusi pendidikan yang memiliki sejarah panjang, Taman Siswa telah berhasil membentuk karakter siswa-siswa Indonesia yang terampil.

Abad Ke-16 Menyingkap Sejarah Sekolah Modern Pertama di Maluku

Abad Ke-16 Menyingkap Sejarah Sekolah Modern Pertama di Maluku – Setelah Konstantin jatuh, Portugis berusaha untuk memperluas ajaran Katolik ke seluruh dunia, termasuk di Maluku. Portugis dan Spanyol menjadi dua negara yang mendarat di Maluku sebelum Belanda menjajah Indonesia.

Portugis menjadi negara pertama yang sampai ke Ternate pada abad ke-16 dengan tujuan mencari rempah-rempah dan juga melancarkan misi suci. Portugis mengubah tatanan sistem pendidikan di Indonesia dengan memperkenalkan sistem pendidikan ku-institute.id Eropa dan mengubah sistem sorogan yang telah mengakar sejak masuknya Islam ke Nusantara.

Menurut prosiding internasional Samudra Eka Cipta yang berjudul “Nationalism Among Indonesian Catholics” yang diterbitkan pada tahun 2019, António Galvao, yang ditunjuk oleh pemerintah Portugis di Lisbon sebagai gubernur Maluku pada tahun 1536, diperkirakan telah mendirikan sekolah modern agama Katolik di Ternate. Ini menunjukkan bahwa Portugis memainkan peran penting dalam sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia.

Sejarah pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa sebelumnya masyarakat Indonesia masih menggunakan aksara kedaerahan. Namun, pada masa kekuasaan Portugis di Maluku, terjadi perubahan dalam pemanfaatan tulisan. Gubernur Galvao mendirikan sekolah Katolik yang mengajarkan huruf-huruf latin sebagai proses pembelajarannya.

Sejarawan Syahruddin dan Heri Susanto menjelaskan dalam bukunya Sejarah Pendidikan Indonesia bahwa Portugis awalnya hanya berdagang, namun kemudian mulai menyebarkan ajaran Katolik melalui misi gospel. Portugis mendirikan sekolah seminari untuk mencetak para pendeta dan misionaris di Maluku, meskipun hanya anak pemuka pribumi yang diperbolehkan bersekolah di sana.

Mereka diajarkan calistung sehari-hari dan diperkenalkannya tulisan latin. Selain di Ternate, sekolah serupa didirikan di Solor. Tercatat bahwa perkembangan pendidikan di Indonesia telah melalui perjalanan yang panjang dan mengalami perubahan yang signifikan seiring dengan perkembangan zaman.

Para misionaris dengan tekun melakukan upaya penyebaran ajaran Katolik di Indonesia pada masa lalu. Fransiskus Xaverius mengadakan pembaptisan bagi sekitar 1.000 orang di Ternate dan membawa 50 anak untuk melanjutkan studi di sekolah agama Katolik di Goa pada tahun 1547.

Goa juga merupakan pusat kekuatan Portugis di Asia. Menurut Dr. Th. van den End dalam bukunya berjudul Ragi Carita 1, terbitan tahun 1987, banyak orang Portugis yang menikah dengan pribumi dan melahirkan Indo-Portugis, yang mereka bisa bersekolah. Mereka mendapatkan pendidikan dasar ilmu pengetahuan dari kurikulum Eropa dan menghafal Katekismus Roma seperti di sekolah Katolik Eropa.

Sejarah pendidikan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama dan kebudayaan yang diperkenalkan oleh para misionaris pada masa lalu.

Pendidikan di Eropa telah mengalami transformasi yang luar biasa dari model klasikal hingga model pembelajaran dalam ruangan kelas yang diadopsi hingga hari ini. Namun, sejarah mencatat bahwa sebelumnya pendidikan dilakukan melalui majelis atau surau. Pada masa itu, sekolah seminarie atau sekolah seminar diadakan dengan meletakkan meja dan kursi untuk para pendengar (siswa) dan papan tulis untuk penjelasan penyeminar (guru).

Baca juga: Willem Iskander Sang Revolusioner Pendidikan Yang Dikagumi Belanda

Kekuasaan Portugis di Maluku pada awalnya membawa pengaruh Katolik dalam pendidikan. Namun, berdirinya kongsi dagang Belanda, VOC pada 1602, melemahkan kekuasaan Portugis di Maluku dan pada akhirnya Portugis terpaksa harus meninggalkan Maluku dan pindah ke Timor Timur pada 1605. Belanda kemudian membawa ajaran kristen dan mendirikan 33 sekolah di Ambon pada 1662 dengan jumlah 1300 siswa.

Sejarah pendidikan di Indonesia menunjukkan perjalanan yang panjang dan beragam pengaruh dari para penjajah. Namun, penting bagi kita untuk memahami sejarah ini sebagai bagian dari identitas nasional dan untuk terus memperbaiki sistem pendidikan kita dengan mengadopsi pendekatan yang lebih modern dan efektif.

Willem Iskander Sang Revolusioner Pendidikan Yang Dikagumi Belanda

Willem Iskander Sang Revolusioner Pendidikan Yang Dikagumi Belanda – Willem Iskander, nama yang mungkin belum familiar di telinga banyak orang, namun ia merupakan salah satu tokoh bersejarah yang penting bagi bangsa Indonesia, terutama bagi masyarakat Mandailing. Willem Iskander, atau Sati Nasution, adalah seorang tokoh yang berhasil menembus blokade Belanda pada abad ke-19, karena ia mampu menempuh pendidikan ku-institute.id ke luar negeri, tepatnya di Belanda pada tahun 1859.

Dalam perjalanannya menimba ilmu di Belanda, Willem tinggal bersama seorang kepala sekolah bernama Dirk Hekker yang menganggapnya sebagai anak angkat. Pengalaman ini membentuk pemikirannya, terutama dalam bidang kependidikan. Setelah kembali ke Indonesia, Willem Iskander mulai menggagas beberapa ide untuk memajukan pendidikan pribumi.

Salah satu ide yang ia usung adalah memberikan kemerdekaan, berupa hak bagi anak perempuan untuk dapat bersekolah secara cuma-cuma, yang pada saat itu merupakan hal yang sangat penting karena anak perempuan selalu dipandang sebelah mata oleh pemerintah kolonial.

Dari kisah hidup Willem Iskander, kita dapat belajar tentang pentingnya pendidikan dan bagaimana ia dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Kita juga dapat melihat bagaimana sejarah dan perjuangan tokoh-tokoh seperti Willem Iskander dapat membentuk bangsa Indonesia seperti yang kita kenal sekarang ini. Oleh karena itu, mari kita terus mengapresiasi dan mempelajari sejarah Indonesia, terutama dalam bidang pendidikan.

Langkah berikutnya dalam sejarah pendidikan di Indonesia adalah perjuangan Willem Iskander untuk mendirikan sekolah guru atau Kweekschool di Tanobato, Sumatera Utara. Meskipun jalan yang dilaluinya sangat berat, terutama karena sulitnya bagi seorang pribumi untuk menjadi guru dan mendirikan sekolah, namun argumentasi yang kuat membuat Gubernur Jenderal memberi izin kepadanya untuk membuka Kweekschool Tanobato pada tahun 1862.

Menurut Ardi Ansyah dalam karyanya yang berjudul “Willem Iskander (1840-1876) Pelopor Pendidikan di Mandailing Sumatera Utara” yang dipublikasikan pada tahun 2012, Willem berhasil menciptakan sekolah terbaik di Hindia-Belanda dan sangat dikagumi oleh para pejabat Belanda. Meskipun sekolahnya dibangun dengan bahan material seadanya dan dibantu oleh beberapa warga sekitar, namun sekolah kecil ini sangat luar biasa dan menunjukkan betapa pentingnya pendidikan.

Willem menerapkan pembelajaran sains dengan pendekatan menggunakan bahasa Mandailing. Saat inspeksi dari van der Chijs, utusan Hindia-Belanda, Willem menjelaskan bahasa fisika yang rumit dengan bahasa Mandailing yang sederhana. Hal ini membuat para pejabat Belanda kagum dan terkesan dengan kemampuan murid-muridnya yang mahir berbahasa Belanda.

Dengan demikian, perjuangan Willem Iskander dalam mendirikan Kweekschool Tanobato merupakan salah satu tonggak sejarah pendidikan di Indonesia. Meskipun sulit, namun ia berhasil menciptakan sekolah terbaik dan memberikan kontribusi besar bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.

Willem Iskander, seorang tokoh pendidikan yang memikat, telah berhasil menginspirasi para pejabat Belanda untuk membandingkan sekolah rintisannya dengan sekolah lainnya pada masa Hindia-Belanda. Ia memiliki pemikiran pendidikan yang visioner dan merupakan cikal bakal sistem pendidikan modern di Indonesia. Ichwan Rizal, seorang sejarawan pendidikan, menjelaskan bahwa pemikiran Willem menjadi acuan bagi pengembangan sistem pendidikan pada masa itu.

Willem memiliki tiga gagasan penting dalam dunia pendidikan. Pertama, ia menganggap pendidikan bukan hanya sekedar transfer ilmu, tetapi juga sebagai pusat peradaban. Kedua, ia mengajarkan guru untuk tidak hanya mengajarkan bahan ajar yang sudah ada, tetapi juga menulis bahan ajar sendiri dan mengembangkan pemikirannya. Ketiga, ia mendorong penggunaan bahasa sederhana dalam pembelajaran dan mempelajari bahasa asing sebagai bagian dari kemajuan bangsa.

Sejarah telah membuktikan bahwa pemikiran Willem Iskander memberikan kontribusi besar bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Ia merupakan salah satu tokoh pendidikan yang paling dihormati dan diingat hingga saat ini. Melalui pemikiran dan aksi nyatanya, Willem Iskander telah memberikan pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Gagasannya di dunia pendidikan sangatlah mengagumkan. Willem Iskander, seorang pemikir pendidikan yang memiliki tiga konsep utama, telah membentuk dasar sistem pendidikan yang digunakan oleh menteri pendidikan Hindia-Belanda pada masa lalu. Konsep-konsep tersebut kemudian diadopsi oleh sekolah-sekolah elit Belanda. Pramoedya Ananta Toer, seorang pengagum Willem, menganggapnya sebagai keajaiban bagi bangsa Indonesia.

Baca juga: Ternyata Ada Pendidikan Perdamaian di Kuch Kuch Hota Hai Jika Diteliti

Pada tahun 1982, untuk memperingati jasanya, bekas sekolah Kweekschool diubah namanya menjadi SMA Negeri Willem Iskander oleh menteri pendidikan Daud Yusuf. Willem Iskander memulai revolusi pendidikan untuk kemajuan pribumi sebelum Ki Hajar Dewantara dilahirkan.

Meskipun namanya tidak seterkenal Ki Hajar Dewantara, jasanya bagi dunia pendidikan Indonesia sangatlah luar biasa. Sangat disayangkan, kurangnya informasi masyarakat dalam melestarikan peninggalan Willem membuatnya diabaikan. Hal ini terlihat ketika SMA Negeri Willem Iskander diubah namanya tanpa alasan yang jelas. Sejarah pendidikan Indonesia tidak akan lengkap tanpa pengakuan atas kontribusi Willem Iskander.